Friday, January 14, 2011

Adakah Dia ILAHMku?


Bismillah.... 

Dengan nama-Mu yang Maha Agung.... aku pasrahkan segala perjalanan hidup ini hanya kepada-Mu.... aku lontarkan segala resah & kesah hati ini jua kepada-Mu Ya Rabb...

Apakah mimpi itu Ilham dari-Mu? Atau hanya biasan kerinduanku terhadap dia? Ya Allah... berilah aku pedoman agar aku dapat memilih yang terbaik dikalangan yang baik... Amin.
Setelah sekian lama, dia hadir  pada malam itu meskipun hanya dalam mimpi... mungkin ini satu petanda yang dia masih mengingati aku... atau mungkin sekadar hiasan tidurku semata... Ya Allah... tunjukkanlah jalan itu... jalan yang membawa langkahku bersamanya...

 Sedang aku mengatur langkah menaiki anak-anak tangga,  mataku terpaku sejenak. Benarkah? Benarkah dia dihadapanku? Ya Allah, begitu hebat  getaran ini... kala aku melihatnya, dia berbaju Ungu Tua. Mata kami bertaut... sunyi lebih mendominasi keadaan... tiada kata salam mahupun sapaan ketika itu. Yang ada hanyalah senyuman yang tampak dek mata kasar bagaikan menjadi wali mewakili kata hati... kaki mahu terhenti namun takdir mengatakan tempatku bukan disitu... sekali lagi aku menoleh ke arahnya... dia sekadar melihat dengan sorotan mata yang sayu bagaikan mahu meluahkan sesuatu yang terbuku setelah sekian lama tersimpan kemas... takdir berkata lain... aku harus pergi......

Dalam hati aku menyesali diri... Mengapa aku meninggalkannya?? Astaghfirullah... ini jalan takdir yang telah Kau tentukan untukku... mengapa aku harus mengeluh?? Ampunilah hamba-Mu yang sering kekurangan serba  dan serbi, yang selalu mendesak dan mengeluh di atas ketentuan-Mu... semoga aku redha dengan Qadak & Qadar-Mu Tuhan... amankanlah hati ini dalam dakapan-Mu...

Seraut wajahnya masih berlegar-legar diruang mataku... sukarkah aku melupakan dia? Jawapan adalah pasti...  dalam kekalutan mimpi itu, aku masih mencari-cari kelibat dia yang mengganggu lenaku tetapi hampa... ah, usah dirisau barang yang tiada... benarkah? Melodi yang mengisi ruang hati tidak lagi menjadi halwa manis... muram, durja tingkah alunnya kerana ketenangan sudah direnggut dek pemakai Baju Melayu berwarna Ungu Tua... dimanakah gerangan?

Aku mencari disebalik makna diri... setelah usai urusan dan habis tenaga terkuras, langkahku atur kemas menuju gerbang menemui cinta yang aku damba selama ini... azan berkumandang sayup memecah keheningan nubari...air yg menyentuh ubun-ubun bak salju dikutub bumi... dingin. Mata cuba meraih sesuatu entah apa & siapa. Akhirnya ia terhenti... Ya Allah... benarkah dia?! Mimpikah aku?? Tidak, tidak mungkin aku bermimpi dalam mimpi!! Dia benar di hadapanku, sedang khusyuk berkasih dengan Penciptanya juga yang menciptakan diriku... aku terkedu sejenak... inikah takdir-Mu Tuhan?? Sekali lagi aku tertanya-tanya...

Sejurus salam kanan dan kiri, dia meloroti aku... suasana hening... aku melontarkan pandangan ke arah lain sedangkan hatiku melihatnya dalam-dalam... hebat takdir-Mu Tuhan, tiada siapa dapat menduga...  aku segera menunaikan panggilan-Nya.

Dia masih disitu sambil memerhatiku dari jauh... aku lontarkan pandangan sejauh yang mungkin. Aku takut bermain dengan rasa. Takut kalau-kalau bercambah tunas muda hasil dari benih hawa negatif yang menggelapkan hati... astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah... jauh disudut sanubariku aku beristighfar... semoga perasaan ini bukan omong kosong meski aku akui ia sedang melonjak gembira...

Aku mendekatinya dengan tiada rasa yakin... perlahan namun pasti... dia, sekadar tersenyum lalu mengucap salam sambil berganjak memberi sedikit ruang untukku... tiada kata yang terkeluar dari pihak kami... senyap, sunyi... yang kedengaran hanyalah sahutan unggas yang sedang berteduh dibawah serambi Masjid... lama kami begitu... sambil menahan debaran, aku melihatnya... Dia... masih seperti tadi... melihat tanpa sepatah kata...

Angin masih sepoi-sepoi bahasa, seperti memahami jiwaku dan dia... lama waktu berlalu, kami tetap begitu hingga keadaan yang mengejutkan aku dari terus dibuai lena... ya, aku harus pergi... “Selamat tinggal... mungkin Allah mempunyai agenda lain buat kita... tapi tidak di alam ini, alam bawah sedar ini... seandainya Allah tetap mentakdirkan hatiku bertaut dengan hatimu, usahlah dirisaukan... yakin pada janji-Nya yang Maha Benar... aku sentiasa berdoa untuk kebaikanmu jua diriku... semoga hari itu akan tiba dan tetaplah berdoa agar perasaan ini suci tanpa nista yang merosakkan... semoga ia terpelihara dari fitnah Syaitan yang dijanjikan neraka buat selamanya”  bisikku dalam hati sambil berlalu meninggalkan dia dan saf jamaah lainnya...
Mencari Ilham Q










3 comments:

  1. pnjng nye kak.....ni lau bc abad abad ke 30 pon lom tntu abes....hihihi

    ReplyDelete
  2. juling mate mmbacenye...

    ReplyDelete